Pada tanggal 15-16 Mei 2024, Perkumpulan Meudaya menyelenggarakan Workshop Pengelolaan DAS Krueng Peusangan melalui Skema Perhutanan Sosial di hotel Grand Bayu Hill – Kota Takengon. Acara ini adalah rangkaian kegiatan program LTC II bersama WWF Indonesia, dimana Perkumpulan Meudaya adalah salah satu bagian dari program tersebut, khususnya di Landskap Aceh.
DAS Krueng Peusangan, dengan luas 238.550 hektar adalah habitat penting bagi berbagai keanekaragaman hayati dan sumber daya air yang sangat berharga. Namun, dampak eksploitatif seperti galian C, perambahan untuk perkebunan, dan pembalakan liar telah mengancam kelestariannya. Forum DAS Peusangan menyatakan bahwa kondisinya telah mencapai tingkat kritis nasional.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah konflik antara manusia dan satwa liar, khususnya gajah. Hilangnya habitat alami gajah telah memicu peningkatan konflik, yang berdampak negatif pada keseimbangan ekosistem.
Dalam menjawab tantangan ini, Perkumpulan Meudaya bersama dengan berbagai pemangku kepentingan akan menjalankan serangkaian strategi. Salah satunya adalah melalui workshop ini, yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas masyarakat adat dan komunitas lokal dalam mengusulkan dan mengelola kawasan hutan melalui skema Perhutanan Sosial, khususnya skema hutan desa dan hutan adat mukim.
Workshop ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang Konsep Konservasi Berbasis Masyarakat atau ICCA (Indigenous and Community Conserved Areas) serta merumuskan strategi bersama untuk pengelolaan hutan melalui skema Perhutanan Sosial.
Dalam prosesnya, perkumpulan Meudaya melibatkan HuMa sebagai narasumber kegiatan serta memfasilitasi diskusi kelompok yang interaktif. Huma diminta untuk berbagi pengalaman terkait “Peran Masyarakat Adat dalam proses Pengusulan dan Pengelolaan Hutan Adat”, Harapannya, melalui workshop ini peserta dapat menghasilkan rencana tindak lanjut yang konkret dalam upaya menjaga keberlanjutan DAS Krueng Peusangan dan menangani konflik antara manusia dan gajah.
Workshop ini menjadi langkah penting dalam upaya melestarikan kekayaan alam dan budaya di wilayah tersebut. Dengan kerjasama yang solid dan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, diharapkan bahwa DAS Krueng Peusangan dapat terus menjadi sumber kehidupan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.
0 Komentar
Tinggalkan Balasan