#hukumuntukrakyat

Ikuti Kami

Pelatihan Riset Aksi Partisipatoris untuk Gerakan Sosial

Pada tanggal 14 dan 15 Juli 2022, Huma melaksanakan pelatihan di Rumah Retret Panti Nasaret, Jatingaleh, Semarang bersama dengan LBH Semarang. Pelatihan ini diikuti oleh 8 laki-laki dan 4 perempuan dan difasilitasi oleh Tandiono Bawor Purbaya sekaligus diisi oleh 3 narasumber, yaitu: Erwin Dwi Kristianto, Bibik Nurududja, dan Masnuah.

Pelatihan ini bertujuan untuk mengajarkan peserta mengenai riset aksi partisipatoris dan pentingnya metoda tersebut sebagai advokasi berbasis HAM. Selain itu, pelatihan ini juga menjadi wadah forum berbagi pengetahuan antara peserta, fasilitator, dan narasumber.

 

Apa Itu Riset Aksi Partisipatoris?

Riset aksi partisipatoris adalah metoda riset yang tidak semata-mata menjadikan masyarakat sebagai objek observasi dari masalah yang ditentukan oleh periset namun juga mengajak masyarakat tersebut berpartisipasi untuk menemukan dan menyelesaikan masalah yang ada. Hasil dari riset tersebut juga dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat.

 

Apa Saja yang Disampaikan?

Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan mengenai pengertian, alasan, pendokumentasian hasil, dan momen untuk melakukan riset aksi partisipatoris. Lalu peserta diajak untuk berbagi pengalaman bersama narasumber yang pernah melakukan riset aksi yaitu bibik Nurududja dan Masnuah.

 

Bagaimana Metode Pembelajarannya?

Selain diajak untuk berbagi pengalaman dengan narasumber, peserta jugaa diajak untuk merekontruksi pengalaman dan didiskusikan berkelompok. Hasil dari diskusi tersebut di presentasikan dengan cara yang unik seperti digambar atau dinyanyikan. Selain itu peserta diajak bermain permainan yang tentunya berhubungan dengan materi riset aksi partisipatoris.

 

Testimoni dari Para Peserta­

Testimoni 1:

“Hallo saya Cornel Gea. Awalnya membayangkan itu hal yang sulit untuk dilakukan karena sangat rumit dan sangat luas dan membutuhkan kerja-kerja yang teliti. Jadi saya sebenernya khawatir kalau apa yang kami pelajari hari ini, tidak bisa kami lakukan, bisa rasional melihat juga beberapa pekerjaan yang belakangan itu cukup banyak. Tapi, kira-kira dua hari ini hal terkait PAR dibuat mudah untuk bisa operasional dan dilakukan termasuk pengalaman yang menarik, karena belajarnya justru dari rekontruksi pengalaman yang sudah dikerjakan oleh kami. Dan belajar dari sana kami memahami PAR, gitu. Memahami pentingnya, terus hambatan-hambatan yang kami alami. Dan yang menarik lagi adalah karena kami mendengar langsung dari cerita warga atau temen-temen yang dulu sempet lama mengerjakan itu.

Harapannya tadi kita udah nyusun RTL bareng. RTLnya itu menarik banget dan itu masih nyambung dengan apa yang kami rencanakan di RAKERDA LBH Semarang jadi kami kira itu sangat membantu untuk kerja-kerja LBH Semarang.”

 

Testimoni 2:

“Halo! Kenalkan aku Tuti dari LBH Semarang sebagai asisten pengabdi bantuan hukum di divisi perburuhan, buruh perempuan dan juga di sipi dan politik. Nah, sebelumnya aku belum pernah mendapatkan training PAR, jadi ketika mendengar ada training ini walaupun hanya dua hari, ekspektasiku ini bakal keren banget karena emang pertama aku belum mendapatkan PAR dan bahkan selama ini kerja-kerjaku sebenernya sudah harus menggunakan PAR. Aku sangat antusias ngikutinnya, begitu.

Kemudian setelah melaksanakan di hari pertama, hari kedua, dengan fasilitator dan pemateri dan narasumber yang luar biasa keren. Jadi harapanku bisa mendapatkan insight dari PAR ini jadi tambah bisa. Dan materi yang diberikan pun ternyata relate juga di lapangan karena emang sebelumnya aku sudah melakukan berbagai (kegiatan) turun ke basis, mungkin sebelumnya hanya setipis-tipis lah gitu aku mendapatkan materi PAR tapi setelah mengikuti pelatihan selama dua hari untuk pendalaman.

Kedepannya sih harapannya bisa mendapatkan atau mengimplementasikan apa yang kita dapatkan di pelatihan ini. Untuk pelatihannya itu sangat keren karena emang fasilitator bisa mengerti dan memberi banyak games dan juga tentunya games itu berkaitan dengan apa yang sedang kita pelajari. Nah, itu cukup menarik buat aku sendiri.

Narasumber

Narasumber 1:

Saya bibik Nurududja, saya dahulu pernah di LBH Semarang. Datang ke acara ini   untuk berbagi dengan anak anak muda yang baru. Anak anak muda yang tertarik dengan advokasi.Di acara tadi kita bertemu dengan para aktivis yang masih muda muda dan berbagi pengalaman tentang proses advokasi di masyarakat. Ada banyak hal yang dialami, yang  saya alami semenjak 20 tahun yang lalu untuk dibagi.

Peserta mempunyai gambaran tentang prinsip advokasi dan pilihan-pilihan apa yang bisa dilakukan dalam proses advokasi. Jadi Setiap masyarakat punya pengetahuan khusus, pengalaman khusus yang belum tentu sama dengan apa yang sudah pernah  ditulis oleh para ahli dan para wartawan. Karena itu pelatihan ini diselenggarakan oleh Huma akan mengajak para pesertanya mencoba memahami ilmu ilmu pengetahuan dan pengalaman pengalaman yang hidup dimasyarakat.

Jadi disini anak-anak muda ini diajak berpikir hal hal yang bisa jadi tidak biasa, bisa jadi belum pernah dipikirkan, bisa jadi belum pernah dilakukan sebelumnya. Karena sesungguhnya ilmu Allah itu ada dimana-mana. Sehingga proses proses advokasi bisa sangat kaya dengan proses proses seperti itu.

 

Narasumber 2:

Halo, Assalamualaikum Warahmatullahi wabarokatu. Perkenalkan nama saya Masnuah dari komunitas perempuan nelayan Puspita Bahari kabupaten Demak.

Harapannya sharing hari ini bisa memotivasi kepada peserta pelatihan untuk menjadikan kader anak muda yang peka, yang kritis, yang bekerja dengan hati, tidak ada pamrih prioritas soal finansial. Karena sebuah gerakan itu harus dibangun, tidak hanya untuk  menghidupi orang-orang yang berkaitan karena memang kita perlu menghidupi organisasi-organisasi itikat basis masyarakat yang perlu dikuatkan dari berbagai kalangan kawan-kawan jaringan, termasuk LBH Semarang, Huma, dan lain sebagainya. Untuk menguatkan gerakan organisasi di tingkat basis atau akar rumput, karena tidak menutup kemungkinan tidak ada dukungan teman-teman dari luar. Basis ini juga tidak memiliki pengetahuan, tidak menutup kemungkinan juga ada ketakutan, kekhawatiran ketika kawan-kawan ini secara pendampingan tidak kuat, maka harapannya peserta pelatihan ini termotivasi petingnya berorganisasi, pentingnya komitmen, konsisten di dalam tujuan apa yang menjadi kemaslahatan untuk memperjuangkan masyarakat marjinal khususnya kelompok rentan yaitu salah satunya masyarakat pesisir. Demikian, terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.

 

 

 

 

0 Komentar

Loading...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Form bertanda * harus diisi.