Foto adalah bahasa unik untuk mengantarkan kita menyelami ruang sosial. Fotografi realita sosial sederhananya mengenalkan kita kepada Indonesia yang sangat luas. Lebih jauh, jika kita mencoba bermain-main lewat hermeneutika, di buku ini kita dapat kenyataan soal tentang ekploitasi sumber daya alam yang tidak adil kepada masyarakat. Lewat foto, cara-cara yang digunakan kebanyakan orang yang seolah menjadi ajeg, monoton dan terjebak pada rutinitas sebuah produk publikasi dapat terobati. Buku foto ini menjadi penawar baru atas kedahagaan intelektual manusia.
Buku ini mengambil cerita Sajingan Kecil, sebuah dusun kecil di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Di bab awal buku foto ini, kita disajikan pemandangan kampung yang begitu sejuk, asri dan indah. Keramahannya seraya menyapa kita lewat foto-fotonya. Di sisi lain, eksploitasi sumber daya alam dan transformasi paksa kepada pedesaan sebagai akibat dari eksploitasi telah menimbulkan dampak berantai yang menyentuh berbagai kalangan yang menjadi kerusakan lingkungan dan sosial.
Dalam buku ini kita melihat manusia dalam tiga kelompok berdasarkan cara pandangnya terhadap alam. Pertama kelompok tradisional yang ditandai sikap tunduk dan pasrah terhadap alam. Kedua, kelompok transformasi, yaitu yang berusaha mencari keselarasan dengan alam. Ketiga, manusia modern yang berhasrat menguasai alam.
Transformasi mulai terasa ketika kita menyentuh halaman 82. Hutan lestari disulap para investor menjadi kebun-kebun sawit. Tak ayal, data menunjukkan 40 persen Kabupaten Sambas digunakan sebagai Areal Penggunaan Lain (APL) yang diperuntukan sebagai perkebunan sawit. Keruhnya sungai dan juga gersangnya kawasan ini menjadikan momok tersendiri dalam melihat gambar yang dapat bercerita ini.
Kritik dari buku foto ini adalah pembaca tersamarkan antara foto seorang profesional dengan foto dokumentasi biasa yang dihasilkan oleh para traveler biasa, karena kini teknologi kamera memiliki fitur yang sudah mumpuni, namun dari buku ini sebuah basis data telah dimulai. Misalnya, HuMa yang intens mendokumentasikan data konflik melalui Humawin dapat terjalin dengan rekaman visual melalui buku foto ini. Jika masyarakat modern kini lebih mencintai hal visual ketimbang tekstual, maka buku foto ini cocok untuk anda.***
Judul Buku : Meniti Perubahan (Crossing the Bridge of Change)
Fotografer : Aditia Patria Warman
Editor Foto : Arbain Rambey
Naskah : Widiyanto
Halaman : 131 hal
ISBN : 978-602-8829-31-1
Tahun Terbit : 2012
Penerbit : Perkumpulan HuMa dan Lembaga Gemawan
Untuk mendapatkan buku tersebut dapat menghubungi HuMa di Jalan Jati Agung No. 8, Jatipadang Pasar Minggu 12540
Telp : (021) 78845871
email: Huma@huma.or.id
0 Komentar
Tinggalkan Balasan